Pentingnya Menjaga Keharmonisan Setelah Mempunyai Anak
9:55:00 AM
PapiiLio – Setelah menikah dan telah memiliki anak terkadang prioritas terhadap pasangan akan sedikit berkurang, baik dari suami ataupun istri akan terbagi perhatiannya kepada anggota keluarga yang baru yaitu anak. Karena masing-masing memiliki peran yang baru yaitu ayah dan ibu tak sedikit pasangan yang akan melupakan peran mereka sebelumnya yaitu suami dan istri. Mengapa hal ini menjadi penting? Karena apabila kita telah melupakan peran kita sebelumnya maka keharmonisan di dalam rumah tangga setelah memiliki anak bisa menjadi terganggu.
Dengan memiliki anak memang waktu untuk berduaan dengan pasangan akan menjadi berkurang. Misalnya dari suami setelah bekerja seharian biasanya akan membantu menjaga dan bermain dengan anak, begitu pula dengan istri tentunya akan merasa kelelahan selain harus merawat suami sekarang bertambah tugasnya harus merawat anak. Setelah anak tidur malam biasanya tidak ada lagi tenaga untuk dapat berduaan dengan pasangan.
Tapi hal seperti ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut dan harus dicari solusinya, mencari waktu berduaan dan bermesraan dengan pasangan diwajibkan agar keharmonisan di dalam rumah tangga walaupun telah memiliki si kecil dapat tetap terjaga.
Selain cinta dan kasih sayang yang dimiliki antar pasangan suami istri terdapat kebutuhan lainnya juga yang diperlukan agar rumah tangga dapat berjalan dengan harmonis dan tidak sering ribut. Apa saja kebutuhan-kebutuhan baik yang diperlukan oleh suami maupun istri?
Hal-hal sepeti di atas sebenarnya perlu diingat oleh kedua pasangan baik sebelum atau setelah memiliki anak. Dikarenakan menjaga ego setelah pernikahan tentunya berbeda dibanding masa-masa pacaran, selain itu banyak masalah yang akan dihadapi oleh pasangan yang telah menikah dan telah memiliki anak sehingga diperlukan kekompakan dan kerja sama yang baik untuk dapat menghadapi masalah-masalah tersebut.
Jangan anggap remeh urusan financial karena banyaknya kebutuhan yang diperlukan untuk menyambut dan mengurus anak yang baru lahir. Penghasilan suami disaat masi hidup berdua mungkin masi cukup, berbeda halnya dengan menambah satu anggota keluarga baru bisa jadi yang sebelumnya cukup malahan sekarang akan kekurangan. Penting sekali bagi pasangan yang telah menikah dan telah merencanakan untuk memiliki anak dalam waktu singkat untuk saling terbuka masalah keuangan dan cara mengaturnya agar hal ini tidak menyebabkan pertengkaran.
Baca juga : Pengeluaran yang perlu dipersiapkan menjelang kelahiran
2.Berkurangnya waktu untuk pasangan
Sebelum memiliki anak setelah suami bekerja dan istri telah selesai melakukan pekerjaan rumah tangga biasanya memiliki waktu banyak untuk berduaan dengan pasangan. Tapi setelah memiliki anak tentunya hal tersebut menjadi berbeda karena perlu mengurus anak seperti memberikan makan, mengajak bermain dan mengajar anak sehingga waktu untuk pasangan pastinya akan berkurang. Carilah cara untuk mensiasatinya karena pasangan yang harmonis memerlukan quality time berdua juga walaupun telah memiliki anak.
3.Frekuensi hubungan intim berkurang
Faktor kelelahan dan faktor perubahan hormon istri setelah melahirkan bisa menjadi pemicunya. Tak bisa dipungkiri menjaga anak sangat menguras waktu dan tenaga sehingga tak sedikit pasangan yang lebih memilih untuk tidur dibandingkan berhubungan intim dengan pasangan. Selain itu setelah melahirkan dan menyusui bayi ternyata akan membuat hormon istri berubah dan cenderung tidak ingin melakukan hubungan intim.
4.Suami kurang responsif terhadap kebutuhan istri yang telah menjadi ibu
Laki-laki memang cenderung lebih cuek dan tidak memperhatikan detail-detail yang sering membuat istri menjadi kesal, terlebih setelah memiliki anak maka peran dari istri akan bertambah juga karena telah menjadi ibu. Perubahan ini juga memerlukan perhatian lebih yang diharapkan oleh istri dari suaminya. Tapi ya namanya laki-laki wajar sekali apabila kurang tanggap dalam kebutuhan istri, komunikasi yang baik akan menyelesaikan permasalahan ini.
5.Perbedaan pola asuh anak
Ini juga yang sering menjadi perdebatan panjang antar suami dan istri yaitu cara mengasuh anak, suami ingin cara A sedangkan istri ingin cara B. Perbedaan pandangan dalam mengasuh anak pasti dialami oleh masing-masing keluarga, tapi perlu dicari jalan tengahnya agar sama-sama mendapatkan pola asuh yang terbaik untuk anak. Karena tiap orang tua dan anak memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda, jadi jangan suka membandingkan dengan pola asuh keluarga yang lain ya.
Baca juga : Pola asuh anak Tiger Parenting
6.Campur tangan mertua
Setelah menikah masih tinggal bersama dengan mertua memang bisa membuat cerita tersendiri, maksud hati mertua ingin membantu tapi mungkin bisa dianggap terlalu campur tangan. Memang orang tua makan garamnya lebih banyak dibanding anaknya sehingga tak sedikit dari mereka yang lebih berpengalaman sehingga akan mendikte anaknya dalam mengambil keputusan atau melakukan sesuatu. Sering-sering lah berkomunikasi dengan pasangan agar tidak terjadi bentrok dengan mertua.

Dengan memiliki anak memang waktu untuk berduaan dengan pasangan akan menjadi berkurang. Misalnya dari suami setelah bekerja seharian biasanya akan membantu menjaga dan bermain dengan anak, begitu pula dengan istri tentunya akan merasa kelelahan selain harus merawat suami sekarang bertambah tugasnya harus merawat anak. Setelah anak tidur malam biasanya tidak ada lagi tenaga untuk dapat berduaan dengan pasangan.
Tapi hal seperti ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut dan harus dicari solusinya, mencari waktu berduaan dan bermesraan dengan pasangan diwajibkan agar keharmonisan di dalam rumah tangga walaupun telah memiliki si kecil dapat tetap terjaga.
Tips menjaga keharmonisan setelah memiliki anak
Selain cinta dan kasih sayang yang dimiliki antar pasangan suami istri terdapat kebutuhan lainnya juga yang diperlukan agar rumah tangga dapat berjalan dengan harmonis dan tidak sering ribut. Apa saja kebutuhan-kebutuhan baik yang diperlukan oleh suami maupun istri?Kebutuhan yang diperlukan istri dari suami
- Kesetiaan
- Kasih sayang
- Perhatian yang tidak terbagi
- Dapat membantu pekerjaan rumah
- Dapat membantu menjaga anak
- Peran suami sebagai kepala keluarga
- Selalu mendukung dan dapat membela istri
- Quality time
- Apresiasi
- keintiman
- Waktu untuk mengobrol dan mendengarkan curhat
- Suami dapat memperhatikan kesehatan
- Suami memiliki waktu cuti dari pekerjaan
Baca juga : Panduan lengkap tentang ASI
Kebutuhan yang diperlukan suami dari istri
- Kasih sayang
- Perhatian
- Respect
- Pengertian
- Waktu untuk keluar dengan teman
- Kepercayaan
- Selalu memberikan support
- Selalu berdoa untuk suami
- Dapat menerima kelebihan dan kekurangan suami
- Menghargai suami apa adanya
- Tidak selalu mengomel
- Pengakuan terhadap kemampuan
Hal-hal sepeti di atas sebenarnya perlu diingat oleh kedua pasangan baik sebelum atau setelah memiliki anak. Dikarenakan menjaga ego setelah pernikahan tentunya berbeda dibanding masa-masa pacaran, selain itu banyak masalah yang akan dihadapi oleh pasangan yang telah menikah dan telah memiliki anak sehingga diperlukan kekompakan dan kerja sama yang baik untuk dapat menghadapi masalah-masalah tersebut.
Masalah yang kerap muncul setelah anak lahir
1.Masalah financialJangan anggap remeh urusan financial karena banyaknya kebutuhan yang diperlukan untuk menyambut dan mengurus anak yang baru lahir. Penghasilan suami disaat masi hidup berdua mungkin masi cukup, berbeda halnya dengan menambah satu anggota keluarga baru bisa jadi yang sebelumnya cukup malahan sekarang akan kekurangan. Penting sekali bagi pasangan yang telah menikah dan telah merencanakan untuk memiliki anak dalam waktu singkat untuk saling terbuka masalah keuangan dan cara mengaturnya agar hal ini tidak menyebabkan pertengkaran.
Baca juga : Pengeluaran yang perlu dipersiapkan menjelang kelahiran
2.Berkurangnya waktu untuk pasangan
Sebelum memiliki anak setelah suami bekerja dan istri telah selesai melakukan pekerjaan rumah tangga biasanya memiliki waktu banyak untuk berduaan dengan pasangan. Tapi setelah memiliki anak tentunya hal tersebut menjadi berbeda karena perlu mengurus anak seperti memberikan makan, mengajak bermain dan mengajar anak sehingga waktu untuk pasangan pastinya akan berkurang. Carilah cara untuk mensiasatinya karena pasangan yang harmonis memerlukan quality time berdua juga walaupun telah memiliki anak.
3.Frekuensi hubungan intim berkurang
Faktor kelelahan dan faktor perubahan hormon istri setelah melahirkan bisa menjadi pemicunya. Tak bisa dipungkiri menjaga anak sangat menguras waktu dan tenaga sehingga tak sedikit pasangan yang lebih memilih untuk tidur dibandingkan berhubungan intim dengan pasangan. Selain itu setelah melahirkan dan menyusui bayi ternyata akan membuat hormon istri berubah dan cenderung tidak ingin melakukan hubungan intim.
4.Suami kurang responsif terhadap kebutuhan istri yang telah menjadi ibu
Laki-laki memang cenderung lebih cuek dan tidak memperhatikan detail-detail yang sering membuat istri menjadi kesal, terlebih setelah memiliki anak maka peran dari istri akan bertambah juga karena telah menjadi ibu. Perubahan ini juga memerlukan perhatian lebih yang diharapkan oleh istri dari suaminya. Tapi ya namanya laki-laki wajar sekali apabila kurang tanggap dalam kebutuhan istri, komunikasi yang baik akan menyelesaikan permasalahan ini.
5.Perbedaan pola asuh anak
Ini juga yang sering menjadi perdebatan panjang antar suami dan istri yaitu cara mengasuh anak, suami ingin cara A sedangkan istri ingin cara B. Perbedaan pandangan dalam mengasuh anak pasti dialami oleh masing-masing keluarga, tapi perlu dicari jalan tengahnya agar sama-sama mendapatkan pola asuh yang terbaik untuk anak. Karena tiap orang tua dan anak memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda, jadi jangan suka membandingkan dengan pola asuh keluarga yang lain ya.
Baca juga : Pola asuh anak Tiger Parenting
6.Campur tangan mertua
Setelah menikah masih tinggal bersama dengan mertua memang bisa membuat cerita tersendiri, maksud hati mertua ingin membantu tapi mungkin bisa dianggap terlalu campur tangan. Memang orang tua makan garamnya lebih banyak dibanding anaknya sehingga tak sedikit dari mereka yang lebih berpengalaman sehingga akan mendikte anaknya dalam mengambil keputusan atau melakukan sesuatu. Sering-sering lah berkomunikasi dengan pasangan agar tidak terjadi bentrok dengan mertua.
