Panduan Lengkap Cara Mengajar Anak Berbicara - Papiilio

Panduan Lengkap Cara Mengajar Anak Berbicara

PapiiLio - Mempunyai anak yang sehat dan dapat berkomunikasi dengan baik mungkin menjadi harapan bagi semua orang tua yang berada di atas muka bumi. Salah satu bagian komunikasi yang penting adalah kemampuan berbicara. Tahukah anda bagaimana caranya mengajarkan anak agar dapat berbicara secara lancar dengan kosakata yang banyak? Boleh di simak penjelasan di bawah ini.

cara-mengajarkan-anak-berbicara

Sejak masih berada di dalam kandungan ternyata disitulah pertama kali anak mendengar dan mulai belajar bicara. Kog bisa begitu? Karena pada saat ibu berbicara terdapat aktivitas pada bagian otak janin. Hebat sekali bukan, jadi penting sekali bagi ibu yang sedang mengandung untuk sering-sering mengajak bicara dan bisa juga mendengarkan musik-musik untuk memberikan stimulasi pada perkembangan otak janin yang sedang dikandung.


Tahapan komunikasi perkembangan bicara si kecil

1.Tahap 1 ( 0 – 3 bulan )

Setelah lahir tentu saja bayi akan langsung menangis, disinilah komunikasi bayi terjadi pertama kalinya. Karena belum bisa menyampaikan keinginannya pada usia segini bayi akan menangis sebagai sarana komunikasi dengan orang tua nya. Bila diperhatikan bunyi dan gaya tangisan akan berbeda-beda tergantung pada keluhan yang ingin disampaikan bayi, misalnya tangisan saat lapar dengan saat merasa tidak nyaman akan berbeda. Memang tidak gampang apalagi bagi anda orang tua yang baru memiliki anak pertama, tapi lama-kelamaan anda akan terbiasa dan mulai mengetahui apa yang di inginkan bayi dari tangisannya saja. Unik sekali ya.

2.Tahap 2 ( 4 – 6 bulan )

Pada usia seperti ini normalnya bayi akan mulai bisa menirukan terhadap suara-suara yang sering mereka dengar. Tak sedikit pula anak yang sudah bisa babbling ( mengucapkan kata-kata dengan vocal yang sama seperti ma-ma-ma atau pa-pa-pa ) pada usia 4-6 bulan. Tentu saja tidak sejernih ucapan orang dewasa pada umumnya, karena pada tahap usia seperti ini mereka baru saja mengeksplor bagian lidah dan mulut.

3.Tahap 3 ( 7 – 12 bulan )

Biasanya pada tahapan usia ini si kecil akan mulai bisa mengucapkan kata pertama mereka, entah itu dimulai dari mama atau papa. Pelafalan dan bunyi-bunyi yang dihasilkan dari mulut si kecil juga mulai terdengar lebih jelas dan masuk akal. Seiring dengan perkembangan nya si kecil juga mulai menyadari dan mengetahui namanya sendiri, dan bisa memberikan respon ketika seseorang memanggil namanya.

4.Tahap 4 ( 12 – 24 bulan )

Seharusnya pada tahapan ini kosakata si kecil sudah mulai lebih banyak dan bervariasi. Sudah bisa mengingat dan menggunakan kata-kata yang mereka pahami untuk menyampaikan apa yang ingin diberitahu kepada orang di sektiar. Mereka mulai menirukan suara dan kata-kata yang mereka sering dengarkan sehari-hari, jadi sebaiknya orang tua lebih berhati-hati didalam pengucapan kalimat sehari-hari agar tidak di tiru oleh anak anda.

5.Tahap 5 ( 25 – 36 bulan )

Setelah melewati usia 24 bulan semestinya anak kita sudah bisa berbicara secara baik dan lancar, bisa melakukan komunikasi dua arah kepada orang yang mengajaknya berbicara. Seiring dengan bertambahnya kosakata yang mereka ingat sehari-hari maka komunikasi dengan si kecil bakal menjadi lebih mudah di pahami.

tabel-perkembangan-bicara-anak

Setelah memperhatikan tahapan di atas bisa dilihat sudah sejauh mana perkembangan berbicara si kecil, apakah normal atau tidak. Karena seperti yang kita ketahui kemampuan dalam berbicara merupakan hal yang penting bagi anak. Jangan sampai si kecil mengalami speech delay karena akan mengganggu tumbuh kembang mereka.

Cara mengajari anak berbicara agar kemampuan nya dapat berkembang lebih cepat :

1.Membacakan buku cerita


cara-melatih-anak-berbicara

Carilah buku cerita yang sesuai dengan usia anak kita, buku cerita sederhana yang memiliki gambar berwarna-warni dan memiliki suara. Buku cerita seperti ini bisa membantu menambah kosakata, menambah pengetahuan tentang warna, meningkatkan imajinasi, serta dapat meningkatkan konsentrasi dan minat mereka terhadap buku.

2.Mendengarkan musik

Tak sedikit yang percaya bahwa musik klasik dapat membuat anak menjadi lebih cerdas, tentu saja hal seperti ini sering anda dengar sewaktu sedang hamil bukan. Sayangnya hal ini hanya dapat meningkatkan kemampuan kerja otak selama beberapa saat saja dan tidak bersifat permanen.

Musik disini lebih bersifat sebagai pengendalian mood dan emosi. Musik pelan dapat menenangkan, musik cepat bisa membikin lebih bersemangat. Semua balik lagi tergantung kesukaan dan kebutuhan yang mendengarkan.

3.Mengajak anak berbicara

Mulailah dari hal-hal kecil seperti mengenalkan benda-benda yang berada di sekitar dan bisa juga yang menjadi rutinitas, ajaklah si kecil berbincang-bincang saat sedang melakukan aktivitas bersama. Contohnya pada saat memakai baju : bisa dengan memberitahu warna baju, corak pada baju, atau jenis baju yang digunakan. Dengan cara seperti ini bisa memberikan anak stimulasi dan tentunya menambah kosakata mereka.

4.Mengajukan pertanyaan

Sering mengajukan pertanyaan kepada si kecil akan memicu terjadinya komunikasi  dua arah, sering-sering lah bertanya kepada si kecil tentang benda yang kita tunjuk. Arahkan si kecil agar bisa menjawab dan memberikan penjelasan. Biasanya akan membuat si kecil jadi penasaran dan akan memicu mereka untuk bertanya balik.

Baca ini : Waspada stunting pada anak, disini cara mengatasinya

5.Menanggapi dan mengkoreksi perkataan si kecil

Saat si kecil sudah mulai mengeluarkan suara tentu saja pelafalannya masi belum jelas, jadi jangan langsung mengerti dengan apa yang mereka maksud. Biasakan untuk menanggapi apa yang mereka berusaha sampaikan sembari melakukan koreksi apabila kata yang mereka ucapkan masi kurang tepat. Contohnya seperti ini : apabila anak kita mau minum dan mereka bilang “uum atau noom” bisa anda koreksi dengan “ooh adek mau minum ya?” dengan cara seperti ini bisa meningkatkan kemampuan si kecil baik dalam berbicara atau mengingat segala sesuatu menjadi lebih baik.

6.Mengajak bermain


cara-mengajar-anak-bicara-baik-dan-benar

Jangan membiasakan anak untuk bermain sendiri karena akan membuat mereka kurang tertarik dalam berinteraksi dengan orang lain. Biasakan untuk menemani si kecil dalam bermain untuk melatih mereka terbiasa berkomunikasi. Tidak kalah penting untuk menyediakan mainan yang terbukti aman bagi si kecil ya.

7.Hindari sesuatu yang bisa mengalihkan perhatian si kecil

Saat anda sedang mengajarkan anak bicara alangkah baiknya mematikan tv, tidak mendengarkan musik atau hal lainnya yang membuat anak akan kehilangan fokus dan konsentrasi mereka. Cara seperti ini akan lebih mudah bagi si kecil untuk menangkap dan menyerap apa yang di ajarkan.

8.Menggunakan kata atau kalimat yang mudah dimengerti dan tidak terlalu panjang

Ular melingkar-lingkar di pagar pak umar sambil meliuk-liuk, menari-nari dan bergembira. Bukan tipikal kalimat panjang seperti ini yang bakal anda ajarkan kepada si kecil bukan. Gunakan terlebih dahulu kata-kata atau kalimat pendek dengan pelafalan yang mudah di ucapkan dan dimengerti.

9.Jangan memotong saat anak sedang berbicara

Saat anak mulai mengeluarkan suara dan berbicara walaupun masi belum jelas, usahakan tatap matanya sambil tersenyum dan tertawa. Biarkan si kecil untuk selesai terlebih dahulu sebelum kita memberikan tanggapan, hal seperti ini dapat membuat si kecil lebih senang karena mereka merasa di dengarkan dan diperhatikan.

Baca ini : Ternyata Tongue Tie dapat menyebabkan anak terlambat bicara

10.Kesabaran dalam melatih anak

Perlunya kesabaran ekstra orang tua dalam mengajarkan anak untuk dapat berbicara. Dalam tahapan belajar memang tidak selamanya berlangsung secara lancar dan sempurna bukan, namanya juga masi belajar.  Jangan membentak anak dengan nada tinggi dan suara yang keras karena dapat membuat anak merasa tidak nyaman, menjadi takut dan bisa menyebabkan trauma.

anak-mulai-bicara

Kapan kita perlu merasa khawatir terhadap gangguan perkembangan bicara pada si kecil?

Coba perhatikan aktivitas sehari-hari dan melalukan observasi terhadap tingkah laku anak :
  • Si kecil tidak menoleh pada sumber suara yang berasal dari samping atau belakang
  • Si kecil tidak menoleh saat namanya dipanggil
  • Tidak melakukan kontak mata saat di ajak berbicara atau bermain
  • Belum bisa merespon terhadap kata larangan seperti tidak, jangan atau tidak boleh ( biasa pada usia 1 tahun lebih sudah mulai paham )
  • Anak tidak bisa melakukan instruksi sederhana seperti datang menghampiri saat dipanggil atau disuruh berdiri ( biasa pada usia menjelang 2 tahun )
  • Anak tidak berusaha menyampaikan apa yang diinginkan, bisa dengan berguman ataupun menunjuk sesuatu

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan bicara anak

  • Gangguan pendengaran – untuk menghindari  hal seperti ini bisa dilakukan pengecekan terhadap si kecil bahkan sesaat setelah baru dilahirkan. Pengecekan terhadap gangguan pendengaran aman untuk dilakukan bahkan sejak usia dini.
  • Gangguan perkembangan otak – memiliki syndrome autis bisa menjadi salah satu penyebab anak bakalan terpengaruh pada kemampuan berbicara mereka.
  • Riwayat keluarga – factor genetic terbukti bisa menjadi salah satu factor penyebab si kecil mengalami keterlambatan dalam bicara.
  • Kurang stimulasi – pasifnya orang tua dan lingkungan sekitar dalam memberikan rangsangan atau stimulasi sehari-hari akan membuat mereka malas untuk berkomunikasi, dikarenakan si kecil telah terbiasa dengan lingkungan yang pendiam atau kurang ramai.
  • Terlalu banyak screen time – menonton tv, menonton youtube, main game, dan maen gadget merupakan pemicu yang sekarang paling sering ditemui. Karena kemajuan jaman tak sedikit orang tua yang membiarkan anaknya memiliki screen time yang tinggi sehari-hari. Usahakan untuk membatasi screen time apabila anak menunjukkan ciri-ciri keterlambatan dalam berbicara.

Apa yang harus dilakukan apabila anak usia 2 tahun belum bisa berbicara?

Tidak sedikit yang kita dengar bahwa pada saat anak beranjak 2 tahun tapi belum bisa berbicara atau lebih lambat perkembangannya dibanding dengan anak seusianya, terus apa  yang mesti kita lakukan?

Memang tumbuh kembang masing-masing anak istimewa dan memiliki keunikan masing-masing tapi apabila pada tahapan usia seperti ini semestinya orang tua sudah mulai harus waspada terhadap kemungkinan gangguan perkembangan berbicara.

Bisa dengan cara menemui ahli professional seperti dokter atau ahli terapi bicara. Apabila anda merasa bahwa tumbuh kembang anak anda mengalami keterlambatan atau jauh tertinggal.

Fun fact :

IQ anak yang berada di keluarga banyak berbicara cenderung akan lebih tinggi dibanding mereka y ang berada di lingkungan keluarga yang lebih pendiam

Jangan lupa di share ke teman-teman ya sekiranya artikel seperti ini bermanfaat, Terima kasih.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel