Speech Delay Apakah Menandakan Anak Autis? - Papiilio

Speech Delay Apakah Menandakan Anak Autis?

Speech delay, biasanya terjadi dikarenakan orang tua kurang memberikan stimulasi kepada anak sehingga perkembangan dalam berbicara menjadi tertunda atau terlambat. Hal ini akan menyebabkan anak tidak bisa menyampaikan apa yang dia rasakan atau ingin beritahukan secara jelas melalui kata-kata. Susah nya anak dalam berkomunikasi bisa disebabkan oleh kurangnya kosakata yang dikuasai.

anak-speech-delay

Perkembangan kemampuan berbicara pada anak dipengaruhi oleh :

  1. Nature atau genetic, yap factor turunan bisa menyebabkan anak kita speech delay.
  2. Nurture atau pola asuh, yang ini sering terlewat oleh orang tua. Disatu sisi ingin anak cepat bisa bicara tetapi dengan cara mengasuh yang kurang tepat malah menyebabkan anak menjadi speech delay.

Biasanya pada usia 12 bulan anak akan bisa melakukan interaksi dengan orang yang berada di sekitarnya. Bisa dengan mengucapkan kata-kata yang sering dia dengar sehari-hari seperti “pa-pa” atau “ma-ma”.

Apabila sampai usia 2-5tahun anak kita belum dapat mengikuti perintah atau petunjuk bisa jadi merupakan gejala speech delay.

Penyebab anak mengalami speech delay?

1.Mengalami masalah pendengaran
Bisa jadi karena anak mengalami masalah seperti ini, banyak orang tua yang terlambat menyadari bahwa anak nya mengalami masalah pada pendengarannya. Hal seperti ini memang susah terlihat saat anak masi pada usia bayi dan balita.

Perhatikan gerak-gerik anak apakah mau mengikuti kearah sumber suara, contoh nya bisa tepuk tangan dan memanggil dari arah belakang. Bisa juga dengan melihat apakah anak anda kaget apabila mendengar suara keras.

Apabila anda merasa anak kurang responsive terhadap suara alangkah baiknya dilakukan pemeriksaan terhadap pendengarannya. Karena apabila tidak ditangani dengan segera bisa menyebabkan anak cenderung telat berbicara.

Segera lakukan terapi apabila anak anda ternyata mengalami masalah pada pendengarannya dikarenakan akan mengganggu kemampuan kognitif yang diperlukan anak dalam belajar. Jangan sampai membiarkan masalah ini sampai usia anak 2-3 tahun karena dapat beresiko anak mengalami gangguan permanen terhadap kemampuan bicara, bahasa dan belajar.

2.Faktor keturunan
Ternyata genetic menjadi salah satu penyebab dari anak speech delay, coba periksa riwayat di dalam keluarga kita apakah ada yang memiliki masalah serupa di saat masi kanak-kanak.

3.Komunikasi dengan orang tua
Kurang aktif nya orang tua dalam memberikan stimulasi bisa membuat anak terlambat bicara. Coba berkomunikasi dengan anak sebanyak mungkin untuk mengenalkan kata-kata, hal sederhana seperti ini dapat membantu anak kita lebih cepat mengerti.

Bisa juga dengan membacakan cerita atau dongeng dan mendengarkan music. Jangan terlalu sering membiarkan anak menonton televisi atau bermain gadget tanpa pengawasan dari orang tua dalam jangka waktu lama, dikarenakan televisi dan gadget tidak membiasakan anak tentang komunikasi 2 arah.

Baca juga : Ternyata tidak selamanya bermain gagdet berdampak negatif

4.Terlalu banyak bahasa
Terkadang orang tua ingin anak ny bisa berbagai macam bahasa sejak kecil, ternyata hal seperti ini akan membuat anak menjadi bingung bahasa mana yang perlu digunakan. Diperlukan arahan dari  orang tua agar anak dapat mengerti dengan baik dan benar. Apabila anak masi mengerti dan mampu berinteraksi dengan baik maka penggunaan multi lingual masi dapat di toleransi.

5.Terlalu sering bermain sendiri
Anak yang sedari kecil lebih banyak bermain sendiri tanpa ditemani orang tua akan cenderung lebih pasif. Karena anak tidak diajari cara berkomunikasi 2 arah dan asik dengan dirinya sendiri. Hal ini sangat berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak. Usahakan menemani dan mengajak anak bicara walaupun dia masi belum mengerti apa yang kita maksud. Tapi itulah yang namanya tahap pembelajaran.

6.Permasalahan pada organ bicara
Tongue tie, lip tie atau bibir sumbing bisa menjadi salah satu penyebab anak mengalami keterlambatan dalam berbicara. Segera konsultasikan dengan dokter apabila ini terjadi pada anak anda.

7.Autisme
Anak dengan kondisi ini bisa saja belum dapat berbicara dan berkomunikasi secara baik hingga usia 2 tahun. Dikarenakan gangguan perkembangan pervasive dimana anak akan mengalami keterbatasan dalam bersosialisasi, berkomunikasi, berbicara dan kemampuan berbahasanya.

Baca ini :


Perhatikan tabel di bawah ini

tabel-berbicara-anak-speech-delay

Hal yang perlu diwaspadai orang tua adalah ketika?


  • Usia 9 bulan belum babbling ( mengoceh dengan suku kata tunggal seperti “papapa”, “mamama” atau “bababa” )
  • Usia 15 bulan belum ada kata pertama
  • Usia 18 bulan belum ada kata konsisten yang digunakan
  • Usia 24 bulan belum bisa menggabungkan 2 kata, seperti : makan buah, minum susu, mau mandi
  • Tidak menunjukkan keinginan untuk berkomunikasi
  • Perkembangan bahasa melambat atau stagnan
  • Orang tua sulit mengerti bahasa anak di usia 24 bulan

Cara menangani anak speech delay :


komunikasi-dengan-anak-mengatasi-speech-delay

1.Sering mengajak anak berkomunikasi
Ini merupakan cara paling simple dan bisa dilakukan semua orang tua. Dengan rajin mengajak anak ngobrol akan semakin merangsang pikiran anak bahwa berbicara itu kegiatan yang menyenangkan. Dalam berbicara usahakan menggunakan jenis kata-kata yang bervariasi sehingga akan memperkaya kosakata anak..

2.Membacakan buku atau dongeng sebelum tidur
Banyak ny buku cerita yang disertai dengan gambar yang menarik dapat meningkatkan daya imajinasi anak dan membantu mengatasi speech delay.

3.Mengajak anak bernyanyi bersama-sama
Menyanyi sambil melakukan gerakan tarian akan menstimulasi anak kita untuk meniru apa yang kita lakukan. Sehingga akan memberikan respon yang positif terhadap perkembangan anak kita. Berikan lagu anak-anak yang menarik dan sederhana sembari mengajarkan kata-kata yang terdapat di dalam liriknya.

4.Mengunjungi psikolog anak
Apabila setelah melakukan ketiga hal diatas tapi anak anda belum mengalami perkembangan dalam berbicara maka bisa mencoba berkonsultasi dengan pihak professional. Apabila usia anak anda 2-3 tahun tapi belum bisa berbicara atau minim kosakata sebaiknya anda perlu meningkatkan kewaspadaan anda.

Adakah penyebab lain yang bisa menyebabkan speech delay :


penyebab-lain-speech-delay

1.Down syndrome
Kondisi kelainan genetic yang menyebabkan keterlambatan perkembangan dan intelektual.

2.Disleksia
Gangguan yang menyebabkan kesulitan membaca atau merangkai huruf-huruf

3.Lumpuh otak / Cerebral Palsy
Kondisi dimana terganggunya fungsi otak dan jaringan saraf yang mengendalikan :

  • Kemampuan bergerak
  • Kemampuan belajar
  • Kemampuan pendengaran
  • Kemampuan penglihatan
  • Kemampuan berpikir

Jenis terapi apa yang bisa diterapkan pada anak yang mengalami speech delay?


1.Terapi Okupasi

Terapi yang melibatkan anak dalam aktivitas tertentu seperti bermain dan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan kognitif, kemampuan berinteraksi dan kemandirian.
Anak akan dilatih untuk belajar focus pada sesuatu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan berbahasa.

2.Terapi Wicara

  • Ajak anak bicara sejak dia lahir, biasakan bayi sejak lahir untuk terbiasa mendengar celotehan orang tua
  • Jadilah orang tua yang aktif berbicara, beritahukan kegiatan kita sehari-hari kepada anak melalui cerita yang menyenangkan. Semisal sedang menyapu kita bisa memberitahu kepada anak aktivitas apa yang sedang kita perbuat dan benda-benda apa saja yang dipelukan selama kegiatan itu berlangsung.
  • Menstimulasi oral motoric, penting untuk melatih agar organ bicara anak menjadi tidak kaku bisa dengan cara menjulurkan lidah, menggetarkan bibir, mengecap ataupun menggumam.
  • Berbicara dengan perlahan, anak yang masi kecil tentu nya belum bisa mengerti apabila kita berbicara dengan tempo yang cepat. Usahakan melakukan kontak mata dan berbicara dengan tempo yang tidak terlalu cepat agar anak lebih gampang untuk memahami apa yang ingin kita sampaikan.
  • Berbicara sambil menggunakan gesture atau gerakan tubuh, untuk menarik minat anak kepada kita agar lebih focus dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengikuti gerakan yang kita lakukan.
  • Mengembangkan apa yang dikatakan oleh anak, semisal anak baru bisa 1 kata “mama”. Saat anak mengucapakan kata “mama” bisa kita perpanjang dengan “kangen ama mama ya?” atau “mau peluk mama ya?” dengan membiasakan seperti ini akan membantu anak untuk menambah kosakatanya dan menanamkan memori sehingga akhirny bisa berbicara dengan kalimat yang baik dan benar.
  • Meluangkan waktu untuk belajar dan bermain bersama, menemani anak dalam menjalani keseharian merupakan terapi terbaik yang dapat diberikan oleh orang tua kepada anaknya. Selain dapat memantau tumbuh kembangnya kita juga bisa mengajarkan anak yang terbaik.

Saya pernah membaca speech delay non-medis, apa maksudnya?

Speech delay non medis dibagi menjadi 2 yaitu :
1.Kemampuan berbahasa ( receptive dan expressive )
Tergantung dari pemahaman bahasa yang dimiliki anak :


  • Receptive – sebagai contoh kita minta tolong diambilkan bola, anak kita bakalan mengambil bola.
  • Expressive – sebagai contoh saat kita bertanya “uda laper belum?” dan anak menjawab “tidak haus”. Berarti terjadi delay pada bahasa.

2.Kemampuan berbicara ( Artikulasi )

Bisa menyampaikan apa yang ingin di utarakan tetapi dengan artikulasi yang kurang tepat.

Mengapa jaman sekarang lebih banyak anak mengalami speech delay?

Hal ini bisa jadi dikarenakan banyak ny orang tua yang memberikan anaknya menonton lagu-lagu berbahasa inggris di youtube ataupun di televisi, tapi bahasa rumah yang digunakan masi menggunakan bahasa Indonesia. Ternyata hal sepele seperti ini turut berpengaruh terhadap kemampuan anak dalam berbicara dikarenakan bingung bahasa.

Benarkah anak laki-laki lebih sering mengalami keterlambatan berbicara?

Menurut penelitian ternyata diakibatkan oleh hormone testosterone, dikarenakan hormone tersebut akan membuat anak laki-laki lebih aktif dalam bergerak tapi sekaligus bisa memperlambat kemampuan berbicara.

Untuk anak laki-laki cenderung membutuhkan stimulasi ekstra untuk mengembangkan saraf di otak dan kecerdasan sosialnya. Bisa dengan cara berbicara aktif dengan menggunakan kata-kata yang sederhana ataupun mengajak bermain permainan edukatif.

Hindari penggunaan berbicara bahasa cadel-cadelan atau yang gemesin, misalnya kata “makan” jadi “aam” ataupun kata “susu” jadi “cucu”.

Hindari juga membandingkan anak anda dengan anak tetangga atau anak teman anda karena tumbuh kembang anak memang berbeda-beda. Sabar dan optimis akan menjadi kunci keberhasilan didalam mendidik anak.

Sekiranya artikel ini bermanfaat bisa tolong di share ke teman-teman ya, terima kasih.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel