Penyebab Perceraian Dalam Rumah Tangga yang Sering Kita Temui
12:45:00 PM
Perceraian merupakan hal terakhir yang terlintas di benak pikiran anda yang ingin membangun rumah tangga bukan, tetapi jangan anggap sepele hal-hal di bawah ini yang mungkin bisa menjadi batu sandungan bagi anda yang sedang membina rumah tangga dengan pasangan yang anda pilih.
Sering sekali kita dengar pasangan suami istri memutuskan untuk bercerai dikarenakan factor masalah keuangan. Ya tidak bisa dipungkiri bahwa masalah ini memang telah menjadi momok menakutkan bagi anda yang baru ingin memulai sebuah keluarga. Dimana mencari pasangan yang mempunyai visi dan misi yang sama dalam memandang keuangan tentu tidak mudah.
Biasakan untuk membicarakan secara terbuka bagi kalian yang telah menikah tentang bagaimana caranya mengolah keuangan di dalam keluarga. Pentingnya keterbukaan dan komunikasi yang baik akan sangat membantu dalam membangun rumah tangga yang harmonis. Biasakan untuk mengatur dan membuat jadwal pengeluaran secara berkala.
2.Kekerasan dalam rumah tangga
Hal ini sangat fatal apabila telah terjadi di dalam rumah tangga, karena kecenderungan kekerarasan di dalam rumah tangga ( KDRT ) bisa berulang ke depannya. Ingatlah saat anda memutuskan untuk berkeluarga, anda meminta putri dari keluarga orang secara baik-baik bukan untuk disakiti. Sebisa mungkin mengontrol emosi saat bertengkar agar jangan sampai main tangan.
Bukan hanya sakit fisik yang dirasakan tetapi bisa berdampak terhadap psikologis pasangan, hubungan rumah tangga bakalan tidak menjadi harmonis lagi. Berbeda argument dan bertengkar di dalam hubungan sangat wajar terjadi, tapi yang membuat tidak wajar adalah apabila anda memutuskan untuk menyelesaikan suatu masalah dengan cara kekerasan.
3.Komunikasi tidak lancar
Hubungan yang baik sangat berkaitan erat dengan komunikasi yang lancar pula. Biasanya komunikasi antar pasangan akan berkurang seiring dengan mempunyai anggota keluarga baru yaitu anak. Jangan anggap remeh komunikasi dengan pasangan karena bisa berdampak terhadap renggang nya hubungan suami dan istri.
Jangan jadikan anak dan kesibukan dalam pekerjaan sebagai alasan komunikasi dengan pasangan menjadi tidak lancar, asalkan ada niat pasti bakalan ada cara yang bisa anda pilih agar tetap bisa berkomunikasi dengan pasangan. Perbaiki kualitas komunikasi apabila memang anda berdua sama-sama memiliki kesibukan yang luar biasa.
4.Perselingkuhan
Sapa sih pria atau wanita di dunia ini yang ingin diselingkuhi atau dimadu? Tentunya tidak ada yang mau dan rela bukan. Sebaiknya anda berpikir 1000x terlebih dahulu sebelum memutuskan berselingkuh dari pasangan. Pikirkan mengapa anda memutuskan untuk membina keluarga dengan pasangan, pikirkan masa-masa bahagia yang telah kalian jalani selama ini.
Perselingkuhan tidak mempunyai dampak positif apapun yang bisa membuat anda menjadi lebih baik. Hanya cemoohan dan caci maki yang akan anda dapatkan apabila ketahuan berselingkuh, itulah mengapa sebaiknya kita membuang jauh-jauh pikiran kita apabila hendak berselingkuh. Karena tentunya akan berujung dengan perceraian.
5.Belum atau tidak memiliki momongan
Belum diberi kepercayaan dari Tuhan untuk mendapatkan momongan bisa juga menjadi kendala bagi sebuah keluarga, karena bagi sebagian besar pasangan yang ingin menikah tentu saja untuk memiliki momongan. Pentingnya bersikap dewasa dalam mengatasi hal seperti ini akan sangat membantu dalam berpikir jernih dan tidak mudah stress agar keluarga yang kita bangun tetap utuh.
Belum memiliki anak bukan menjadi akhir bagi pasangan suami istri, selama saling memegang komitmen semua masalah bisa diatasi bersama-sama. Mungkin bisa dengan cara adopsi ataupun bayi tabung.
6.Banyak nya tekanan dari keluarga
Kita tentu saja tidak bisa membuat semua orang bahagia bukan, walaupun telah berusaha sebaik apapun masi saja ada kemungkinan orang tidak akan suka dengan apa yang kita perbuat. Seperti yang sering anda lihat di sinetron terkadang mertua ataupun ipar ada yang tidak senang, hal ini pula yang bisa terjadi di dunia nyata tepatnya di dalam keluarga anda.
Terkadang tekanan dari keluarga dapat menyebabkan pula terjadinya perceraian, dikarenakan interfensi dari orang-orang terdekat yang memberikan masukan-masukan negative. Jangan terlalu cepat percaya dengan apa yang dikatakan orang sebelum mempunyai bukti yang kuat.
7.Menikah di usia yang masi terlalu muda
Memang usia tidak dapat menjadi tolak ukur kedewasaan, tapi berdasarkan persentase memang pasangan yang menikah di usia dini terbilang cukup rentan berujung dengan perceraian. Dikarenakan belum stabilnya pekerjaan dan pendapatan, serta belum matangnya emosi, dan tidak sedikit pula yang belum mandiri tapi sudah memutuskan untuk menikah.
Pentingnya perencanaan matang bagi anda yang ingin menikah menjadi penting apabila anda memandang pernikahan adalah sesuatu hal yang sakral dan sekali seumur hidup, jangan jadikan pernikahan sebagai ajang main-main ataupun coba-coba.
8.Perbedaan pandangan dalam menjalin sebuah komitmen
Menyatukan visi dan misi dengan pasangan sebelum beranjak ke tahapan lebih lanjut yaitu menikah. Tak sedikit yang menggebu-gebu di awal tanpa visi dan tujuan yang jelas ke depannya, atas nama cinta mereka memilih untuk menyatukan diri dalam ikatan pernikahan. Hal ini bisa di bilang kurang tepat karena masalah yang akan kita atasi dalam rumah tangga tentu memiliki skala yang berbeda dibanding sewaktu kita berpacaran.
Pentingnya mempunyai visi dan misi yang sama dalam mencapai suatu tujuan bakalan memperbesar keberhasilan dalam meraihnya bersama. Jadi usahakan menyatukan pandangan terlebih dahulu agar tidak menjadi masalah ke depannya.
9.Banyak sifat yang ternyata tidak cocok setelah tinggal di bawah satu atap
Masi banyak yang jaim ( jaga image ) di saat pacaran sangat sangat wajar terjadi, biasanya sifat asli bakalan terungkap setelah kita hidup bersama. Dikarenakan tidak ada yang bisa kita sembunyikan dari pasangan. Tak sedikit yang kaget dengan sikap pasangannya yang tidak diperlihatkan selama pacaran bukan.
Tapi baiknya perbedaan sifat ini bukan dijadikan alasan untuk bercerai ya, perbedaan itulah yang akan membuat kehidupan di dalam keluarga menjadi lebih berwarna dan saling melengkapi satu dengan yang lain.
10.Ketidakseimbangan peran di dalam rumah tangga
Ibu yang masih bekerja terkadang capek dan tidak mau mengurus rumah, begitu pula suami yang masi tidak memiliki pekerjaan tidak mau membantu mengurus dan menjaga anak. Pembagian peran seperti ini masi terjadi di dalam kehidupan pernikahan modern. Dimana kodrat wanita mengurus dapur dan lelaki mencari nafkah.
Padahal peran di dalam rumah tangga bisa menjadi lebih fleksibel tergantung dari mereka yang menjalani, dimana bisa saja suami membantu tentang urusan dapur dan istri membantu meningkatkan keuangan di dalam keluarga. Menjadi team yang bisa saling support dan membantu bakal membuat hubungan menjadi lebih harmonis.
11.Masalah pekerjaan
Hal seperti ini sering terjadi bagi suami dan istri yang memiliki pekerjaan masing-masing. Masalah pekerjaan alangkah baiknya tidak dibawa ke rumah, biasakan membagi porsi dan peran baik di tempat kerja dan di rumah. Maksudnya adalah di tempat kerja anda seorang pekerja dan setelah di rumah tugas anda adalah menjadi suami/istri.
Jangan sampai gara-gara masalah di tempat kerja bisa membuat pertengkaran di rumah.
12.Perbedaan prioritas
Suami ingin menabung dan istri ingin belanja atau sebaliknya, ini namanya perbedaan prioritas yang sering terjadi. Jangan sepelekan hal seperti ini ya, apabila terjadi perbedaan pandangan terhadap prioritas sebaiknya langsung dibicarakan dan dicari solusi nya. Ingat untuk tidak membiasakan menggampangkan suatu masalah.
Berbeda pandangan dan prioritas bakal sering anda alami ketika telah berkeluarga kelak. Jadi sebaiknya berkomunikasi secara baik untuk menyelesaikan perbedaan yang ada.
13.Masalah kecanduan
Kecanduan rokok, kecanduan alcohol, kecanduan judi sampai dengan kecanduan game. Yang namanya kecanduan pasti berdampak tidak baik bagi diri sendiri dan akan berimbas pula terhadap pasangan dan keluarga kita. Jangan sampai kecanduan seperti ini merusak keharmonisan rumah tangga anda sehingga ujung-ujungnya menjadi perceraian.
Hentikan mulai sekarang sesuatu yang negative, ganti dengan kegiatan-kegiatan yang sekiranya lebih memiliki dampak positif. Karena kebiasaan tidak semudah itu untuk dirubah, jadi sebaiknya dimulai sejak sekarang.
14.Sering bertengkar dan tidak ada niatan memperbaiki
Membiarkan masalah berlarut-larut bakalan menjadi duri di dalam daging. Baiknya menyelesaikan masalah secepat mungkin dan mencari jalan keluar, berbeda dengan tabungan dan deposito yang berbunga ketika disimpan. Masalah yang disimpan tidak akan menghasilkan apa-apa yang akan memberikan keuntungan bukan.
Turunkan ego masing-masing dengan pasangan agar dapat membicarakan dan menyelesaikan pertengkaran dengan kepala dingin dan cara yang baik.
15.Menganggap remeh pasangan
Bertanyalah kepada diri anda sendiri, apakah anda senang kalau diremehkan orang? Jadi berpikirlah sebelum anda meremehkan orang lain ataupun pasangan anda sendiri. Hal ini bisa terjadi karena terjadinya kesenjangan pendapatan, tingkatan dalam pekerjaan, ataupun perbedaan keahlian yang dimiliki. Terkadang tak sedikit dari kita yang menganggap diri kita hebat dan lupa bahwa di atas langit masi ada langit.
Jangan terbiasa untuk selalu melihat ke atas, sekali-kali anda perlu juga menengok ke bawah untuk mengetahui apabila jatuh tentunya akan sakit juga.
Baca ini : 11 Ciri suami idaman sayang istri, ternyata nomor 4 wajib dimiliki suami anda
Sekiranya bermanfaat bisa tolong di share juga ke teman-teman yang lain. terima kasih.
Penyebab atau konflik yang sering terjadi dalam rumah tangga yang dapat berujung perceraian :
1.Masalah keuanganSering sekali kita dengar pasangan suami istri memutuskan untuk bercerai dikarenakan factor masalah keuangan. Ya tidak bisa dipungkiri bahwa masalah ini memang telah menjadi momok menakutkan bagi anda yang baru ingin memulai sebuah keluarga. Dimana mencari pasangan yang mempunyai visi dan misi yang sama dalam memandang keuangan tentu tidak mudah.
Biasakan untuk membicarakan secara terbuka bagi kalian yang telah menikah tentang bagaimana caranya mengolah keuangan di dalam keluarga. Pentingnya keterbukaan dan komunikasi yang baik akan sangat membantu dalam membangun rumah tangga yang harmonis. Biasakan untuk mengatur dan membuat jadwal pengeluaran secara berkala.
2.Kekerasan dalam rumah tangga
Hal ini sangat fatal apabila telah terjadi di dalam rumah tangga, karena kecenderungan kekerarasan di dalam rumah tangga ( KDRT ) bisa berulang ke depannya. Ingatlah saat anda memutuskan untuk berkeluarga, anda meminta putri dari keluarga orang secara baik-baik bukan untuk disakiti. Sebisa mungkin mengontrol emosi saat bertengkar agar jangan sampai main tangan.
Bukan hanya sakit fisik yang dirasakan tetapi bisa berdampak terhadap psikologis pasangan, hubungan rumah tangga bakalan tidak menjadi harmonis lagi. Berbeda argument dan bertengkar di dalam hubungan sangat wajar terjadi, tapi yang membuat tidak wajar adalah apabila anda memutuskan untuk menyelesaikan suatu masalah dengan cara kekerasan.
3.Komunikasi tidak lancar
Hubungan yang baik sangat berkaitan erat dengan komunikasi yang lancar pula. Biasanya komunikasi antar pasangan akan berkurang seiring dengan mempunyai anggota keluarga baru yaitu anak. Jangan anggap remeh komunikasi dengan pasangan karena bisa berdampak terhadap renggang nya hubungan suami dan istri.
Jangan jadikan anak dan kesibukan dalam pekerjaan sebagai alasan komunikasi dengan pasangan menjadi tidak lancar, asalkan ada niat pasti bakalan ada cara yang bisa anda pilih agar tetap bisa berkomunikasi dengan pasangan. Perbaiki kualitas komunikasi apabila memang anda berdua sama-sama memiliki kesibukan yang luar biasa.
4.Perselingkuhan
Sapa sih pria atau wanita di dunia ini yang ingin diselingkuhi atau dimadu? Tentunya tidak ada yang mau dan rela bukan. Sebaiknya anda berpikir 1000x terlebih dahulu sebelum memutuskan berselingkuh dari pasangan. Pikirkan mengapa anda memutuskan untuk membina keluarga dengan pasangan, pikirkan masa-masa bahagia yang telah kalian jalani selama ini.
Perselingkuhan tidak mempunyai dampak positif apapun yang bisa membuat anda menjadi lebih baik. Hanya cemoohan dan caci maki yang akan anda dapatkan apabila ketahuan berselingkuh, itulah mengapa sebaiknya kita membuang jauh-jauh pikiran kita apabila hendak berselingkuh. Karena tentunya akan berujung dengan perceraian.
5.Belum atau tidak memiliki momongan
Belum diberi kepercayaan dari Tuhan untuk mendapatkan momongan bisa juga menjadi kendala bagi sebuah keluarga, karena bagi sebagian besar pasangan yang ingin menikah tentu saja untuk memiliki momongan. Pentingnya bersikap dewasa dalam mengatasi hal seperti ini akan sangat membantu dalam berpikir jernih dan tidak mudah stress agar keluarga yang kita bangun tetap utuh.
Belum memiliki anak bukan menjadi akhir bagi pasangan suami istri, selama saling memegang komitmen semua masalah bisa diatasi bersama-sama. Mungkin bisa dengan cara adopsi ataupun bayi tabung.
6.Banyak nya tekanan dari keluarga
Kita tentu saja tidak bisa membuat semua orang bahagia bukan, walaupun telah berusaha sebaik apapun masi saja ada kemungkinan orang tidak akan suka dengan apa yang kita perbuat. Seperti yang sering anda lihat di sinetron terkadang mertua ataupun ipar ada yang tidak senang, hal ini pula yang bisa terjadi di dunia nyata tepatnya di dalam keluarga anda.
Terkadang tekanan dari keluarga dapat menyebabkan pula terjadinya perceraian, dikarenakan interfensi dari orang-orang terdekat yang memberikan masukan-masukan negative. Jangan terlalu cepat percaya dengan apa yang dikatakan orang sebelum mempunyai bukti yang kuat.
7.Menikah di usia yang masi terlalu muda
Memang usia tidak dapat menjadi tolak ukur kedewasaan, tapi berdasarkan persentase memang pasangan yang menikah di usia dini terbilang cukup rentan berujung dengan perceraian. Dikarenakan belum stabilnya pekerjaan dan pendapatan, serta belum matangnya emosi, dan tidak sedikit pula yang belum mandiri tapi sudah memutuskan untuk menikah.
Pentingnya perencanaan matang bagi anda yang ingin menikah menjadi penting apabila anda memandang pernikahan adalah sesuatu hal yang sakral dan sekali seumur hidup, jangan jadikan pernikahan sebagai ajang main-main ataupun coba-coba.
8.Perbedaan pandangan dalam menjalin sebuah komitmen
Menyatukan visi dan misi dengan pasangan sebelum beranjak ke tahapan lebih lanjut yaitu menikah. Tak sedikit yang menggebu-gebu di awal tanpa visi dan tujuan yang jelas ke depannya, atas nama cinta mereka memilih untuk menyatukan diri dalam ikatan pernikahan. Hal ini bisa di bilang kurang tepat karena masalah yang akan kita atasi dalam rumah tangga tentu memiliki skala yang berbeda dibanding sewaktu kita berpacaran.
Pentingnya mempunyai visi dan misi yang sama dalam mencapai suatu tujuan bakalan memperbesar keberhasilan dalam meraihnya bersama. Jadi usahakan menyatukan pandangan terlebih dahulu agar tidak menjadi masalah ke depannya.
9.Banyak sifat yang ternyata tidak cocok setelah tinggal di bawah satu atap
Masi banyak yang jaim ( jaga image ) di saat pacaran sangat sangat wajar terjadi, biasanya sifat asli bakalan terungkap setelah kita hidup bersama. Dikarenakan tidak ada yang bisa kita sembunyikan dari pasangan. Tak sedikit yang kaget dengan sikap pasangannya yang tidak diperlihatkan selama pacaran bukan.
Tapi baiknya perbedaan sifat ini bukan dijadikan alasan untuk bercerai ya, perbedaan itulah yang akan membuat kehidupan di dalam keluarga menjadi lebih berwarna dan saling melengkapi satu dengan yang lain.
10.Ketidakseimbangan peran di dalam rumah tangga
Ibu yang masih bekerja terkadang capek dan tidak mau mengurus rumah, begitu pula suami yang masi tidak memiliki pekerjaan tidak mau membantu mengurus dan menjaga anak. Pembagian peran seperti ini masi terjadi di dalam kehidupan pernikahan modern. Dimana kodrat wanita mengurus dapur dan lelaki mencari nafkah.
Padahal peran di dalam rumah tangga bisa menjadi lebih fleksibel tergantung dari mereka yang menjalani, dimana bisa saja suami membantu tentang urusan dapur dan istri membantu meningkatkan keuangan di dalam keluarga. Menjadi team yang bisa saling support dan membantu bakal membuat hubungan menjadi lebih harmonis.
11.Masalah pekerjaan
Hal seperti ini sering terjadi bagi suami dan istri yang memiliki pekerjaan masing-masing. Masalah pekerjaan alangkah baiknya tidak dibawa ke rumah, biasakan membagi porsi dan peran baik di tempat kerja dan di rumah. Maksudnya adalah di tempat kerja anda seorang pekerja dan setelah di rumah tugas anda adalah menjadi suami/istri.
Jangan sampai gara-gara masalah di tempat kerja bisa membuat pertengkaran di rumah.
12.Perbedaan prioritas
Suami ingin menabung dan istri ingin belanja atau sebaliknya, ini namanya perbedaan prioritas yang sering terjadi. Jangan sepelekan hal seperti ini ya, apabila terjadi perbedaan pandangan terhadap prioritas sebaiknya langsung dibicarakan dan dicari solusi nya. Ingat untuk tidak membiasakan menggampangkan suatu masalah.
Berbeda pandangan dan prioritas bakal sering anda alami ketika telah berkeluarga kelak. Jadi sebaiknya berkomunikasi secara baik untuk menyelesaikan perbedaan yang ada.
13.Masalah kecanduan
Kecanduan rokok, kecanduan alcohol, kecanduan judi sampai dengan kecanduan game. Yang namanya kecanduan pasti berdampak tidak baik bagi diri sendiri dan akan berimbas pula terhadap pasangan dan keluarga kita. Jangan sampai kecanduan seperti ini merusak keharmonisan rumah tangga anda sehingga ujung-ujungnya menjadi perceraian.
Hentikan mulai sekarang sesuatu yang negative, ganti dengan kegiatan-kegiatan yang sekiranya lebih memiliki dampak positif. Karena kebiasaan tidak semudah itu untuk dirubah, jadi sebaiknya dimulai sejak sekarang.
14.Sering bertengkar dan tidak ada niatan memperbaiki
Membiarkan masalah berlarut-larut bakalan menjadi duri di dalam daging. Baiknya menyelesaikan masalah secepat mungkin dan mencari jalan keluar, berbeda dengan tabungan dan deposito yang berbunga ketika disimpan. Masalah yang disimpan tidak akan menghasilkan apa-apa yang akan memberikan keuntungan bukan.
Turunkan ego masing-masing dengan pasangan agar dapat membicarakan dan menyelesaikan pertengkaran dengan kepala dingin dan cara yang baik.
15.Menganggap remeh pasangan
Bertanyalah kepada diri anda sendiri, apakah anda senang kalau diremehkan orang? Jadi berpikirlah sebelum anda meremehkan orang lain ataupun pasangan anda sendiri. Hal ini bisa terjadi karena terjadinya kesenjangan pendapatan, tingkatan dalam pekerjaan, ataupun perbedaan keahlian yang dimiliki. Terkadang tak sedikit dari kita yang menganggap diri kita hebat dan lupa bahwa di atas langit masi ada langit.
Jangan terbiasa untuk selalu melihat ke atas, sekali-kali anda perlu juga menengok ke bawah untuk mengetahui apabila jatuh tentunya akan sakit juga.
Baca ini : 11 Ciri suami idaman sayang istri, ternyata nomor 4 wajib dimiliki suami anda
Artikel ini tidak bertujuan untuk menakut-nakuti, tetapi lebih kepada agar anda yang membaca dan sedang ingin menikah untuk lebih melek terhadap masalah-masalah yang mungkin saja bakalan terjadi kepada diri anda dan pasangan. Sehingga bisa berkomunikasi terlebih dahulu agar tidak mendapatkan masalah yang serupa.
Sekiranya bermanfaat bisa tolong di share juga ke teman-teman yang lain. terima kasih.